Observasi Lingkungan dan PoPoPe

 Sabrina Diva Rasida

16620233

Kelompok Dikpus 95 

Tugas Identitas Mahasiswa

 

Setelah mengobservasi lingkungan, didapatkan masalah yang terjadi di sekitar lingkungan saya, yaitu kurang sadarnya penduduk tentang bahaya corona virus-19 selama masa pandemi ini. Di latar belakangi dengan kondisi lingkungan yang berbeda jauh dan adanya kesenjangan sosial. Tempat tinggal saya berada ditengahnya. Di sebelah kiri rumah saya (wilayah A) merupakan warga penduduk asli dan dapat dikategorikan dengan masyarakat lower class dengan rumah penduduk warganya yang masih tergolong kurang layak dan lingkungannya yang kumuh dan padat. Sedangkan disebelah  kanan rumah saya (wilayah B) merukan perumahan yang mayoritas penduduknya merupakan pendatang dan dapat dikategorikan dengan masyarakat medium sampai upper class.

               Sebelum pandemi berlangsung pun memang wilayah B tidak terlalu ramai bahkan terkadang sepi. Masyarakatnya pun taat kepada  peraturan dan sudah sadar dengan adanya bahaya virus covi-19 ini. Berbeda dengan wilayah A, dengan penduduk yang ramai. Saat masa awal pandemic memang wilayah A pun terlihat sepi dan penduduknya patuh mentaati prokes dengan selalu menggunakan masker. Namun semenjak puasa, wilayah di A mulai tidak terkendali.

               Wilayah A sebagai penduduk lama sangat erat hubungannya antar satu dengan yang lainnya. Organisasi masyarakat seperti karang taruna, dan lainnya masih aktif berbeda dengan wilayah B yang penduduknya cenderung mementingkan diri sendiri dan jarang meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga. Oleh karena itu, saat pandemic berlangsung pun wilayah A masih terus melaksanakan kegiatan organisasi yang mengumpulkan banyak orang. Bahkan Ketika di wilayah B masjid sudah sepi saat jumatan, wilayah A malah ramai tanpa menetapkan prokes yang benar dengan mewajibkan memakai masker dan menjaga jarak.

               Puncaknya terjadi saat bulan puasa. Ketika wilayah bandung sudah tidak lagi zona merah, masyarakatnya sudah jenuh berdiam diri dirumah terlalu lama, dan sebagainya. Hampir tidak ada bedanya dengan puasa Ramadhan di saat sebelum corona. Banyak masyarakat wilayah A yang melakukan jual-beli tanpa memerhatikan protocol apalagi saat menjelang adzan maghrib. Jumlah warga yang keluar dari rumah bertambah drastic. Hal tersebut diperparah dengan sangat jarang ditemukan warga yang mengenakan masker tetrsebut.

Posisi mahasiswa adalah sama kedudukannya dengan masyarakat secara umum. Potensi mahasiswa sendiri merupakan kemampuan sebagai konsekuensi dari posisi yang diembannya. Mahasiswa juga memiliki potensi untuk mengubah masyarakat tanpa mengubah kebudayaan lingkungan sekitaranya. Dan peran mahasiswa adalah konsekuensi yang muncul atas posisis dan potensi yang dimilikinya

Melihat peristiwa di atas saya sebagai seorang mahasiswa memiliki sebuah peran penting. Sebagai bagian dari masyarakat di wilayah A saya berperan sebagai katalisator yang memiliki tugas membantu dan mendorong masyarakat di wilayah tersebut menyelesaikan masalahnya sendri. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki. Hal yang akan saya lakukan sebagai mahasiswa adalah mengkaji dan mengobservasi beberapa hal terlebih dahulu lalu membantu  masyarakat tersebut mencari jalan keluarnya.

               Adapun usulan yang akan saya berikan untuk membantu mengurangi masalah tersebut adalah dengan memberikan wawasan pengetahuan tentang bahaya akan virus ini. Namun, adapula hambatan yang harus dihadapi mengingat tidak semua warga bisa baca tulis dan menngingat kondisi pandemi yang tidak memungkinkan diadakannya suatu acara untuk berkumpul. Untuk itu dibuat alternatif lain yaitu membentuk sebuah team khusus untuk masalah ini yang beranggotakan pemuda terdidik. Kami akan melakukan kajian, mendesain materi informatif yang menarik dan membantu membina yang buta huruf, mendiskusikan dengan RT/RW setempat sambil menetapan beberapa kebujakan, dan memastikan semua wacana terlaksanakan. 

#PoPoPeMahasiswa

#KAITB2021