Tantangan Masa Depan

 

Sabrina Diva Rasida / 16620233

Kelompok Dikpus 95

Tugas Tantangan Masa Depan

            Akhir-akhir ini daerah Bandung, tempat saya tinggal mengalami perubahan cuaca yang cukup ekstrim. Sebelum pandemi berlangsung, sekitar tahun 2015 – 2019, banyak ditemukan hari dengan panas yang tidak normal. Namun, saat ini selain cuaca yang panas menghampiri, tidak jarang juga  cuaca disekitar sangat dingin. Hal yang sama juga dirasakan teman dan kerabat saya yang tinggal di Bandung.  

            Peristiwa tersebut sering kita kenal dengan climate change atau perubahan iklim. Perubahan iklim adalah perubahan signifikan yang terjadi pada suhu, curah hujan, dan angin yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, bisa dalam satu decade atau bahkan lebih.

            Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Perubahan yang terjadi ditunjukan dengan adanya ketidak menentuan musim, meningkatnya curah hujan saat musim penghujan sehingga menimbulkan potensi banjir dan longsor. Namun sebaliknya, curah hujan yang terlalu sedikit berakibat pada kekeringan dan penurunan ketersediaan air.

            Perubahan iklim ini merupakan permasalahan struktural yang menjadi tantangan di masa depan apabila tidak segera ditangani. Merupakan sebuah permasalahan struktural karena penyelesaiannya tidak dapat dilakukan secara individu. Juga, karena permasalahannya jauh lebih besar yang memungkinkan terjadinya ketimpangan akses.

            Climate change merupakan hal yang penting mengingat dampaknya yang akan memengaruhi seluruh makhluk di bumi. Banyak masyarakat yang masih kurang peduli dengan perubahan iklim yang terjadi karena kurangnya pemahaman. Studi mengenai cara kerja iklim juga merupakan studi yang masih on going dan dampaknya masih terlalu beragam sehingga masih banyak ketidakpastiannya. Oleh karena itu, masalah ini perlu selalu di up.

            Perubahan iklim ini merupakan hal yang nyata mengingat glister yang mencair, jumlah es tersisa sedikit di Kutub Utara, kombinasi gas efek rumah kaca (karbon dioksida, metana, dan nitrogen dioksida) yang dikeluarkan ekuivalen 51 miliar karbon dioksida setiap tahunnya.

            Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan emisi gas rumah kaca secara kolektif sesegera mungkin karena emisii gas ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Kita juga bisa menurunkan rekam jejak karbon dengan cara mengurangi keturunan (Program KB), mengurangi penggunaan mobil dan motor, menghindari penerbanga transatlantic, dan masih banyak lagi.

            Turunnya harga energi terbarukan juga akan membantu negara berkembang untuk berhenti menggunakan energi fossil dalam skala besar sehingga dapat menekan angka emisi gas rumah kaca tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi.

            Solusi diatas dapat direalisasikan dengan adanya koordinasi multinasional yaitu pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Karena itu, mari beraksi bersama untuk masa depan yang lebih baik.

             

Komentar

  1. yey mantep banget makasih udah ngerjain tugas dengan maksimal.... semangat terus ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

About me and my dream

Observasi Lingkungan dan PoPoPe